PKM UPI Lakukan Penelitian Terkait Penyebutan Kafir Bagi Non Muslim di Indonesia

  • Bagikan

BANDUNG. Penyebutan Kafir kepada orang-orang yang tidak memeluk agama Islam di muka umum yang di anggap akan memicu gesekan-gesekan antar sesama umat beragama baik secara internal antara umat islam di Indonesia, maupun secara ekternal antara umat islam dengan umat nonmuslim lainya, yang akhirnya akan memicu perilaku intoleransi.

Berdasarkan kekhawatiran di atas, maka Tim Program Krativitas Mahasiswa (PKM) UPI yang di ketuai Asep Soleh Mahasiswa Prodi Ilmu Pengetahuan Agama Islam angkatan 2018 yang beranggotakan Muhammad Nur Imanulyaqin mahasiswa Prodi Pendidikan sosiologi angkatan 2017, dan Leli Mulyatika Mahasiswa Prodi Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2017, di bawah bimbingan Asep Dahliyana, mencoba menggali informasi melalui proses penelitian dengan judul “Perspektif Tokoh NU terkait penyebutan Kafir bagi Nonmuslim di Indonesia”.

Baca Juga:  Lowongan Pekerjaan: DLHK Membutuhkan Sejumlah Tenaga Ahli

Setelah penelitian ini dilakukan maka terdapat beberapa poin penting yang harus di garis bawahi. Pertama rekomendasi penggantian penyebutan kafir kepada nonmuslim bukanlah fatwa melainkan hanya sekedar himbawan sebagai cerminan perilaku toleransi beragama.

“Selanjutnya, rekomendasi ini hanya berlaku dalam konteks muamalah dan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan dalam konteks aqidah term kafir sudahlah jelas,” kata Asep Soleh, Jum’at (2/10/2020).

Baca Juga:   Dorong UMKM Perempuan, XL Axiata –  Bank OCBC NISP Gelar “Kompetisi Modal Pintar Sisternet”

Ketiga hal ini merupakan bentuk sikap kemasyarakatan organisasi NU yang berpegang kepada prinsip tasammuh.
Kesimpulannya, terlepas dengan segala hiruk-pikuk yang terjadi, semestinya kita dapat memposisikan diri dalam penyebutan term kafir ini.

“Untuk orang-orang yang sependapat dipersilahkan untuk mengikutin dan melaksanakannya dan untuk yang tidak sependapat di persilahkan untuk menghindarinya dengan tidak membesar-besarkan masalah ini, agar tidak terjadi perdebatan-perdebatan yang berujung mengganggunya keharmonisan kehidupan bangsa ini,” tandas Sholeh.

Baca Juga:  Maksimalkan Aplikasi, XL Axiata Gandeng Solace

(Mil)

 

  • Bagikan