Usia Menstruasi Dini Berdampak Buruk Pada Anak, Kenali Penyebabnya!

  • Bagikan
Acara peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk, Kamis (12/11/2020).

BANDUNG. Beberapa penelitian mengungkapkan fakta terbaru mengenai usia menarche (menstruasi pertama kali) yang semakin dini dari zaman ke zaman. Menarche kini dialami oleh anak perempuan yang usianya cenderung lebih muda.

Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11 – 14 tahun, sekarang ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun. Salah satu faktor dari semakin dininya usia menarche adalah gaya hidup dan pola makan.

“Perkembangan tren gaya hidup sedentari dan pilihan makanan seperti restoran cepat saji, junk food, makanan tinggi kalori dan lemak namun rendah mikronutrien, juga menjadi faktor yang berhubungan dengan usia menarche yang lebih cepat. Terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi junk food dengan usia menarche,” ujar Ahli Gizi Beta Sindiana, pada acara peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk, Kamis (12/11/2020).

Baca Juga:  Almaida Rosa Putra: Mari Perkuat Persatuan Bangsa saat Ramadhan

Ditemukan bahwa anak perempuan yang mengonsumsi junk food >2x per minggu, lebih banyak mengalami menarche dini (<12 tahun) dari yang mengonsumsi junk food £2x per minggu.

Beta juga menjelaskan bahwa ternyata menarche dini memiliki dampak negatif pada anak. Menarche dini diteliti memiliki hubungan dengan meningkatnya risiko obesitas abdominal, kanker payudara, resistensi insulin, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi.

Dalam kesempatan yang sama Psikolog Anak Devi Sani, menambahkan jika masa pubertas, termasuk menarche di dalamnya memiliki banyak dampak psikis terutama pad anak yang baru pertama kali mengalami. Seperti perubahan fisik yang membingungkan, perubahan hormon, yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi anak.

Baca Juga:  Ahmad Hidayat: Persiapan Sekolah Tatap Muka Harus Matang

“Sayangnya berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2019, 65% orang tua Indonesia tidak membicarakan tentang menstruasi ke anak, dan 45% orang tua Indonesia juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting untuk dilakukan ke anak,” ujar Devi.

Padahal, menstruasi memberikan beberapa perubahan dan dampak pada anak. Secara psikis, anak yang mengalami menstruasi pertama kali menjadi bingung harus bertanya ke siapa karena malu, dan cenderung tidak ingin membicarakannya pada siapapun.

“Padahal, banyak hal-hal penting yang perlu diketahui oleh anak yang berkaitan dengan menstruasi,” tambah Devi.

Charm Indonesia Luncurkan Wadah Edukasi Menstruasi untuk Anak

Melihat kondisi tersebut, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, PT Uni-Charm Indonesia Tbk melalui brand-nya Charm, meluncurkan Website “Charm Girl’s Talk” Edukasi Menstruasi Untuk Anak.

Baca Juga:  Antisipasi Memasuki Musim Hujan, Jabar Tetapkan Siaga 1

“Berdasarkan data Lapangan Survei Demografi & Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2017, ditemukan bahwa 1 dari 5 remaja putri Indonesia tidak mendapatkan informasi tentang menstruasi sebelum mereka mendapatkan menstruasi pertama,” ujar Yuji Ishii, President Director PT Uni-Charm Indonesia Tbk.

Demikian dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab tidak hanya untuk inovasi dan pengembangan produk, tetapi juga tanggung jawab sosial untuk menjadi pionir dalam mengedukasi masalah menstruasi di Indonesia.

“Menstruasi merupakan komponen esensial dari kesehatan reproduksi, sehingga pendidikan tentang menstruasi sangat penting, apalagi saat ini menarche sudah dialami sejak usia dini,” tandas Yuji.

(Mil)

  • Bagikan