Selain Masalah COVID-19, Depok Dibayangi Bencana Banjir Hingga Pilkada

  • Bagikan

BANDUNG. Menjadi daerah dengan kasus COVID-19 tertinggi di Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat (Jabar) sekaligus Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar Ridwan Kamil mengatakan Kota Depok memiliki kompleksitas tersendiri.

Pasalnya, Kota Depok memiliki tiga tantangan sekaligus. Pertama, pengendalian COVID-19. Kedua, antisipasi bencana banjir di musim hujan. Terakhir adalah penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020.

Baca Juga:  10 Sektor Ekonomi di Jabar Mulai Ada Pertumbuhan

“Jangan sampai tiga tantangan ini menghabiskan sumber daya. Kita tetap semangat termasuk untuk warga Depok karena kuncinya hanya satu yaitu disiplin sambil nunggu vaksin. Karena tidak ada lagi perlawanan orang-orang sehat dalam mengatasi COVID-19, kecuali disiplin,” ujar Emil, sapaan akrab Gubernur dalam keterangannya, Rabu (7/10/2020).

Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Depok Dedi Supandi melaporkan, rata-rata penambahan kasus positif COVID-19 di Kota Depok masih tinggi. Meski pada pekan ini, level kewaspadaan Kota Depok turun dari Zona Merah menjadi Zona Oranye.

Baca Juga:  RK Minta Kemenhub dan PT KCIC Beri Kepastian Soal Kereta Cepat ke Bandung

“Minggu ini ada di zona oranye berarti ada hasil dari upaya yang kita lakukan. Kami sudah keluarkan regulasi yaitu keberlanjutan pembatasan sosial termasuk pembatasan jam operasional toko dan tempat usaha perbelanjaan lainnya,” ucap Dedi.

Selain itu, kata Dedi, tingkat kesembuhan di Kota Depok meningkat menjadi 69 persen. Ia mengatakan, hal mendesak yang sangat dibutuhkan Kota Depok adalah pusat isolasi.

Baca Juga:  Phinera Wijaya Ajak Kuatkan Tubuh dengan Olahraga

“Kita butuh tempat isolasi. Kita sudah mencari hotel dan yang sudah siap wisma UI, tempat diklat di Cilodong. Hanya kami minim anggaran. Mudah-mudahan hadirnya Pak Gubernur berkantor di Depok bisa membantu,” katanya.

(Mil).

  • Bagikan