Komisaris BSM Arief Rosyid Ajak Akademisi Berkontribusi Dalam RUU Ekonomi Syariah

  • Bagikan
Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM), Arief Rosyid Hasan, saat menjadi narasumber dalam kuliah umum di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (14/10/2020).

BANDUNG. Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM), Arief Rosyid Hasan mengajak para akademisi Islam ikut berkontribusi dalam pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekonomi Syariah dan mendorong hingga RUU tersebut disahkan menjadi UU.

“Gerakan mayoritas umat Islam dalam berdedikasi terkait ekonomi syariah masih belum terkonsolidasi dengan baik. Kita sama-sama dorong ekonomi syariah, ekonomi Islam ini. Selama ini, ibaratnya kita masih berkumpul tapi belum berbaris,” kata Arif, saat menjadi narasumber dalam kuliah umum di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (14/10/2020).

Baca Juga:  Harapan Ade Ginanjar, Vaksinasi Covid-19 Tingkatkan Produktivitas dan Kepercayaan Diri

Sehingga yang ada sekarang kampus (akademisi –red), dan perbankan jalan masing – masing. Padahal sebenarnya dua element tersebut dapat diorkestrasi, dan dimanage dengan baik.

Saat ini, RUU Ekonomi Syariah ini telah didukung oleh sejumlah organisasi basis Islam, seperti Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI), Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DPBS OJK), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

“Kita sering diskusi, kita dorong juga bersama teman-teman Masyarakat Ekonomi Syariah, BI dan pihak yang lainnya,” kata Arief, yang juga pendiri Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) ini.

Baca Juga:  Ade Ginanjar: Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia Teruji Klinis

Menurut Arief, pemerintah telah bersungguh-sungguh dalam pengembangan ekonomi Islam. Hal terbaru yang dilakukan pemerintah diantaranya adanya merger tiga bank syariah milik bank BUMN.

Ketiga bank sayriah nasionalbitu yakni PT BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah.

“Memang itu bukti keseriusan pemerintah juga. Karena kita melihat itu satu-satunya yang bisa bertahan dalam kondisi krisis seperti ini adalah perbankan syariah, atau sistem ekonomi Islam,” tutur Wasekjen BPP Hipmi ini.

Baca Juga:  Yuk Menabung Sampah Jadi Emas di Bank Sampah Resik PD Kebersihan Kota Bandung

Selain itu, Arief menyebutkan kecanggungan umat Islam dalam berbicara ekonomi Islam dikarenakan kekurangan pahaman dan skil berwirausaha yang baik.

“10 skil yang akan eksis di masa depan. Harus diberikan tahukan juga kepada adik-adik mahasiswa. Seperti, analitical thinking, passion, aktif learning, learning startegis, creativity, teknologi dan seterusnya,” pungkasnya.

 

  • Bagikan