DPRD Jabar: Penamaan Provinsi Sunda Bisa Picu Persoalan Baru

  • Bagikan
Peta Jawa Barat (Gambar: Wikipedia).

BANDUNG. Usulan sejumlah tokoh yang ingin merubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda atau Tatar Sunda, dinilai tidak tepat dan dapat memicu persoalan baru.

“Saya nilai kurang pas, gagasan itu hal itu bisa menjadi memicu timbulnya persoalan-persoalan baru,” kata Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady, Jum’at (16/10/2020).

Bukan tanpa alasan, menurutnya saat ini Jawa Barat memiliki 3 entitas yakni, Sunda, Betawi, dan Jawa.

Baca Juga:  Hardiknas 2024, Almaida Putra: Kualitas Guru Penting untuk Tingkatkan SDM

“Sunda, itu lebih ke Priangan timur dan Selatan itu lebih ke kultur Priangan, kultur yang Jawa, Cirebon, Indramayu, Pantura bagian timur, dan kemudian disekitaran Jakarta ada entitas Betawi inikan agak berbeda,” ujarnya.

“Artinya gagasan itu bisa menjadi memicu timbulnya persoalan-persoalan baru, karena Cirebon merdeka itu sudah lama digaungkan,” tegasnya.

Daddy khawatir, gagasan Provinsi Sunda malah memicu 3 entitas yang ada untuk bediri masing-masing.

Baca Juga:  Libur Panjang, Jasa Marga Minta Masyarakat Waspada Puncak LalinĀ 

“Cirebon pengen merdeka, Betawi gabung aja ke Jakarta, itu menurut saya problem potensial jelas,” ucapnya.

Meskipun tidak ada yang salah dengan usulan pergantian nama tersebut, Daddy meminta pengusul untuk terlebih dahulu melakukan kajian mendalam.

“Kalau toh mau mengganti nama, tolong lah dibuat dulu kajian komprehensif, tidak sebatas emosi semata, kalau sebatas syahwat besok saya langsung bikin provinsi Cirebon selesai gitu kan,” kata Daddy.

Baca Juga:  DPRD Jabar Dorong Pengembangan Bibit Ternak Domba

“Kalau alasannya memperkuat menumbuhkan jati diri Sunda kemudian orang Cirebon nya mau seperti apa, mau diabaikan dengan nama Sunda saja, mereka merasa tidak Sunda mau gimana kan jadi masalah,” tandasnya.

(Mil).

  • Bagikan