Anggota DPRD Jabar Tina Wiryawati Paparkan Program Bekerja Belajar Mandiri

  • Bagikan
Anggota DPRD Jabar Fraksi Partai Gerindra, Tina Wiryawati

 

NARASIJABAR- Banyaknya pengangguran akibat pandemi Covid-19 menjadi aspirasi yang kerap diterima Anggota DPRD Jabar Fraksi Partai Gerindra, Tina Wiryawati saat melakukan reses. Karenanya, Tina menggagas program Bekerja Belajar Mandiri (BBM).

Program BBM tersebut digagas Tina dengan menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (Stiepari) Semarang.

Saat melakukan reses di sejumlah tempat di Kabupaten Kuningan selama tiga hari sejak Senin (7/3) hingga Rabu (9/3), Tina pun menyosialisasikan program BBM kepada masyarakat.

Baca Juga:  PDI Perjuangan Jabar Komunikasi dengan Partai Gerindra, Ono: Jajaki Peluang Koalisi di 27 Daerah

Dikatakan Tina, program BBM merupakan salah satu upaya dirinya sebagai legislator dalam memberdayakan masyarakat dan mewujudkan mimpi para pelajar yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

“Saya bersama Stiepari juga menyampaikan program Three In One. Di mana nantinya peserta akan mendapatkan pelatihan kerja, disalurkan ke tempat kerja dan sambil kuliah di Stiepari Semarang,” ujar Tina, Rabu (9/3).

Baca Juga:  Ade Ginanjar Ajak Tingkatkan Gotong Royong dan Kepedulian Sosial selama Ramadhan

“Jadi, para siswa setelah menjadi mahasiswa di Stiepari Semarang bisa kuliah sambil bekerja. Sehingga mereka akan terlatih kemandirian dan menumbuhkan rasa tanggungjawab yang tinggi, karena bisa kuliah sambil bekerja atau dengan biaya secara mandiri,” tambahnya.

Selain masalah pengangguran, Tina juga melakukan Gerakan Kuningan Bebas Sampah yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kertayasa melalui budidaya maggot.

“Masalah sampah, ini merupakan tanggungjawab bersama. Maka, kami melakukan pelatihan yang dilaksanakan di Kecamatan Ciawigebang, Kecamatan Sindangagung serta Kramatmulya,” ujarnya.

Baca Juga:  DPRD Jabar Setujui Raperda Perubahan APBD TA 2020 Menjadi Perda

Pihaknya berharap Gerakan Kuningan Bebas Sampah bisa diikuti desa-desa lainnya. Karena menurutnya, wilayah yang menjadi daerah pariwisata masalah yang timbul ialah persoalan sampah.

“Maka harus kita ditangani bersama. Bisa melalui budidaya maggot, atau sampah di pilah untuk dimanfaatkan. Semisal untuk pupuk organik atau yang lainnya,” pungkasnya. (*)

  • Bagikan