Polri Diminta Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Security LPPM Unisba

  • Bagikan
M. Zaky Salafy Ketua BEM FH UNISBA

BANDUNG. Aliansi Mahasiswa Hukum Universitas Islam Bandung (Unisba) meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus kekerasan, penyerobotan, dan perusakan yang dilakukan oleh anggotanya saat bertugas mengamankan aksi terkait penolakan undang-undang Cipta Kerja.

“Aliansi Mahasiswa Hukum Unisba mengambil sikap yakni mengecam segala kekerasan dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia,” M. Zaky Salafy Ketua BEM FH UNISBA, dalam keterangannya, Minggu (1/10/2020).

“Menuntut institusi Polri untuk melakukan permintaan maaf secara resmi di Media Nasional, dikarenakan tindakan yang dilakukan oleh Oknumnya telah mencederai harkat dan martabat seluruh keluarga besar civitas akademika Unisba,”tegas Zaky.

Baca Juga:  Pemkot Bandung dan Ok Oce Sasar Milenial Jadi Pengusaha

Terakhir, pihaknya meminta institusi POLRI mengusut tuntas kasus ini serta meminta oknum pelaku penyerobotan, perusakan dan penganiayaan untuk segera di proses secara hukum dan diberikan sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Kronologi Kejadian

Zaky menjelaskan, pada tanggal 07 Oktober 2020 Aksi mahasiswa di kota Bandung yang menolak undang-undang Cipta Kerja diwarnai kericuhan. Kemudian aparat kepolisian melakukan penyisiran ke wilayah kampus dan melakukan tindakan represif dengan menembakkan gas air mata ke dalam kampus yang menyebabkan kaca pos security Unisba pecah (sekitar pukul 21.30 WIB).

Baca Juga:  Atalia Kamil Bakti Sosial di Kabupaten Bandung Barat

Pada tanggal 08 Oktober 2020 Aksi mahasiswa di kota Bandung yang menolak undang-undang Cipta Kerja Kembali diwarnai kericuhan, massa aksi di pukul mundur hingga ke wilayah kampus Unisba.

Aparat kepolisian Kembali melakukan penyisiran, menembakkan gas air mata, dan pemukulan secara brutal di depan Gedung LPPM Unisba, melakukan penyerobotan dan menganiaya security LPPM Unisba serta memecahkan kaca dari pos security menggunakan senjata laras panjang,” paparnya.

Baca Juga:  Yana: Sekolah Wajib Ikutkan Siswa Ujian, Meski Belum Bayar SPP

Selanjutnya, di tugu toga tepat di Kawasan rektorat Unisba represifitas terhadap massa aksi semakin menjadi. Security yang berjaga di Kawasan rektorat Unisba berusaha menegur aparat kepolisian agar tidak menembakkan gas air mata ke kampus pun menjadi korban represifitas dalam bentuk pemukulan.

“Oknum aparat kepolisian merangsek ke wilayah rektorat dengan memanjat gerbang untuk mengejar pihak security yang merekam aksi brutal yang dilakukan oleh aparat kepolisian tersebut,” tutur Zaky.

(Mil).

  • Bagikan